Kalian semua pasti pernahkan buka puasa bareng, atau yang biasa disingkat 'Bukber'? Ayolah mosok iya ga pernah. Gw aja yang tiap hari cuman melongo kayak orang bego aja punya teman.
Bukber bareng temen sudah menjadi tradisi anak muda muslim sekarang. Kalau ga di rumah temen ya di mall. Sama seperti gw yang minggu lalu bukber di Mall Tamini Square, Jakarta Timur bareng geng 'Bahloel Rangers'. Siapa sih 'Bahlul Rangers' ini? Komplotan manusia pribumi yang tidak mengenal yang namanya dunia luar? Hampir benar. Seonggok daging-daging dan tulang-tulang yang bernyawa yang tak kenal malu? Mendekati. Manusia norak malu-maluin yang dimana aja, kapan aja teriak-teriak ga jelas padahal mereka adalah laki-laki? Mungkn ini jawaban yang paling benar dari 3 pertanyaan sebelumnya. Kalau jawaban ketiga pertanyaan tadi digabung? Itulah jawaban yang sesungguhnya! Udah perkenalannya nanti dulu sambil cerita.
Maaf nih postingannya panjang, maklum saya suka bercerita secara rinci.
Berawal dari ide iseng salah seorang Bahloel Rangers bernama Adzie yang pingin ngumpul bareng setelah naik kelas, dari kelas satu SMA ke kelas dua SMA, yang ditanggapi banyak respon positif dari khalayak teman-teman saya, yang kebanyakan Bahlul Rangers. Otomatis gw ikut dong memeriahkan acar ini. Kebetulan hari libur lagi. Rencananya kita akan buka di hari pertama puasa, tanggal 2 Agustus 2011. Sayangnya bagi sang pencetus ide membuat bukber dalam rangka reunian kelas 1 SMA ini tidak bisa ikut dikarenakan ada les kimpoi dasar. Tenang, lu ga kaget sendirian, gw juga soalnya. Hanya dia dan bayangan dia dicerminya yang tahu maksudnya.
Janjian kita ngumpul di Gardu depan Komplek Halim Perdana Kusuma deket lapangan golf jam setengah 4. Sebagai seorang kaskuser yang belum pernah merasakan pertamax, ane pun dateng di tempat duluan. Akhirnya ane merasakan pertamax gan!! Gw teriak-teriak disitu sambil bawa jerigen pertamax (dapet darimana?) terus ditabrak sama angkot yang lagi jalan disitu. Ga segitunya sih sebenarnya, tapi intinya gw lah manusia pertama dari Bahloel Rangers yang dateng di tempat janjian.
Gw sms lah temen gw yang rumahnya di Halim buat mahoan nemenin gw yang sendiri disini. Karena diri gw yang jelek (mau bilang 'gw ganteng' tapi lagi bulan puasa sih, ga boleh fitnah) banyak menarik perhatian supir angkot yang ngumpul disitu, takut-takutnya gw di kira pemimpin Decepticon dan mereka langsung naik ke angkot mereka masing-masing yang ternyata adalah Autobots, gw mencari perlindungan dengan mengundang pawang Halimnya dulu. Dialah Dika, sosok kurus kering dengan wajah agak ke-rusia-an tapi medok jawa setengah hidup. Sebenarnya sih dia Non-Islam yang notabene ga puasa, tapi tidak ada halangan Agama, Ras dan Suku dalam Bahloel Rangers. Semua bisa berkumpul bersama, asal tidak ada yang dirugikan.
Lalu yang berikut dateng adalah Moza, Bahloel Rangers yang masih diragukan kelaminnya paling norak dan berisik di antara kita. Pinter Biologi tapi bego Bahasa Inggris. Tauk dah kalau seandainya dia jadi dokter terus ditansfer ke Amerika sana bagaimana hasilnya. Mungkin yang tadinya cuman sakit perut biasa malah dioperasi patah tulang sama dia karena miss komunikasi antar dokter. Dia datang beberapa menit setelah Dika datang, setelah gw sms tentunya, dan menjadi setan diantara aku dan Dika (ingat kata pak uztad, kalau berduaan, yang ke tiganya setan).
Dan agak lama lagi datang lah Bahloel Rangers selanjutnya, dialah Arsyan. Dia pendek (maaf Syan, bulan puasa ga boleh boong), berkacamata, dan dengan muka yang paling ga nahan diantara kami semua. Seandainya kalian mentapa mukanya selama 10 menit tanpa tertawa, berarti kalian manusia yang hebat.
Setelah berkumpul, kami pun langusng berangkat ke Tamini Square, takut tempatnya penuh. Sebenarnya ada satu Bahloel Rangers yang harusnya kami tunggu. Resky, bocah PB maniak lovers (buset, udah maniak pake lovers lagi), tapi untuk seukuran bocah PB, dia cukup pintar menyaring bahasa. Dia kita tinggal karena sms yang ga dibales-bales dan ga bisa di telepon.
Baru mulai berangkat, Moza sudah berulah. Dia menyebrang jalan dengan gaya eksotis mirip model yang jalan di catwalk sambil senam SKJ 1985. Mulai saat itu, nama Moza sudah mulai tak dikenal oleh gw. Kami pun mengambil angkot 461 ke arah Taman Mini untuk menuju ke Tamini. Disana sudah ada satu Bahloel Rangers yang menunggu.
Sebelum bertemu manusia ini ternyata masih harus melewati tantangan batin. Saat menunggu lift untuk naik ke lantai paling atas, kita nunggu dengan sabar sampai liftnya turun dulu sampai lantai paling bawah habis itu naik lagi. Akhirnya ada satu lift yang nyampe duluan di lantai kita. Tapi sayangnya di dalem lift agak penuh. Arsyan pun menyuruh kita menunggu lift yang satunya lagi. Lift yang kita tunggu sedang menuju ke lantai ini dari lantai bawah. Lift akhirnya sudah sampai di depan kita, tapi.... kenapa pintu liftnya ga kebuka? Nasib berkata lain, ternyata lift itu tanpa rasa berdosa meninggalkan kita disini dengan muka pongo yang berteriak kesal menuju lantai yang paling atas. Udah kaya itu liftnya (emangnya bayar?). Lansgung saja gw memberi isyarat untuk menaiki Eskalator, daripada tambah empet ini hati.
Bertemu lah kita dengan Bahloel Rangers berikutnya, Dimas, mantan babu ketua kelas saat kita masih kelas satu SMA ini sudah menunggu dengan sabar yang daritadi digodain dengan menyebut '4 Tersangka' oleh Moza dan Dika lewat sms senyum-senyum gaje sambil duduk sendirian di pojokan food court. Sebenarnya gw mau teriakan "Ada orang gila!!", tapi apa daya hati kecil ini berkata jangan lakukan, nanti gw dikira kenal lagi. Kita pun menghampirinya dan langsung cabut ke atap sambil nunggu Bahloel Rangers berikutnya.
Di atap kita ngabuburit ga jelas, sampai akhirnya Arsyan mengeluarkan harta karunnya yang disimpan di dalam sebuah tas yang biasa dia bawa pas sekolah. Sebuah alat penghibur dengan konten gambar di dalam beserta beberapa dialog yang menjelaskan jalur cerita yang dibalut dengan covers semi-keras dengan judul yang eyecatching. Ya, itulah komik! Dari beberapa judul dan chapter komik yang dia bawa, gw memilih Conan volume 40. Setelah menghabiskan waktu di atap sambil baca komik dan berbincang-bincang, akirnya Bahloel Rangers berikutnya muncul dan sudah menunggu di KFC. Langsunglah kita menuju ke KFC.
Di depan KFC kita berjumpa dengan sesosok mahluk misterius yang menggunakan jaket merah dan membawa tas. Dialah Arif, Bahloel Rangers yang paling ditunggu-tunggu. Ga berani ngomong macem-macem tentang dia disini, bisa-bisa pas Senin gw di Roundhouse Kick ama dia. Dia pernah menang medali emas ajang Tae Kwon Do se Jakarta apa se Jawa Barat gitu, yang pasti dapet emas. Kenapa dia ditunggu? Dia juga membawa salah satu alat penghibur yang menggunakan listrik tanpa harus dicolok ke listrik dengan gambar dinamis dan suara dhsyat yang bisa diatur dengan sebuah panah kecil serba bisa yang ditemani oleh tombol-tombol berlabel huruf, symbol dan angka. Itulah Laptop! Lumayan bisa membunuh kebosanan.
Madness kembali terjadi, waktu buka sudah dekat, beta sondeh tidak pernah terlambat lagi, lebih muda bantu mama buang adek ke sumur, karena mudah buang adek, katon bisa hidup sehat.... Ehem.. maksudnya waktu buka sudah dekat, kita semua ke cashier buat mesen makanan. Ada 3 barisan buat antri, Arif, Arsyan sama Moza ditengah, Dika di kiri, gw sama Dimas masih bengong mau pilih yang mana. Setelah Dika selesai mesan, otomatis barisan Dika kosong. Moza secara sigap mengambil tempat itu. Caranya? Dia ngelompatin tali pembatas, tanpa ada rasa dosa di hatinya. Hebatnya lagi, dikasir juga banyak orang lalu lalang. Gw shock, Dimas shock, Arsyan shock, Arif shock, orang-orang yang ngantri di barisan kanan bengong, kasirnya pura-pura ga liat. Sejak saat itu semua Bahloel Rangers tidak kenal Moza.
Walaupun sudah memesan makanan, rupanya Dika tetep menghormati kita. Dia tidak iseng nyeruput-nyeruput minumannya. Benar-benra teman yang baik, atau mungkin itu karena dia lagi main laptop jadi lupa makan atau ga takut di rajam piring sama orang sekitar yang puasa? Hush! Jangan berprasangka buruk!
Akhirnya sudah buka! Kita semua langsung berdoa dan menyergap makanan yang sudah dipesan. Tapi Dimas menyetop kita semua. Alasannya? Memastikan adzan Maghrib tadi bukan dari iklan Ene**en. Kalau kalian sering liat di tivi pasti tau. Iklan laknat dibuka dengan suara bedug dari mesjid diikuti dengan suara orang adzan. Durasinya yang cukup lama cukup memberikan waktu untuk orang menyantap makanan yang ada di depannya. Bayangka iklan itu terjadi di jam setengah 6 sore, puasa kita selama 1/2 hari tadi akhirnya sia-sia karena tertipu oleh suara adzan itu. Kita pun menunggu dulu beberapa menit untuk memastikan. Dan ternyata ini adalah adzan Maghrib sungguhan! Kitapun berbuka dengan yang paling manis di meja kita : segelas karton coc* col* (hayo pikirannya jangan jorok).
Et, sebelum makan kita cuci tangan dulu. Sejak gw sudah di wastafel, perasaan gw udah ga enak. Suatu benda seperti akan menghilang sebagian. Saat sudah sampai di meja makan ternyata benar, Twistie gw (kayak kebab gitu, cuman ini agak lembek kulitnya dan isinya ayam + sayur) sudah hilang 5 % akibat di grogoti 3 manusia yang tidak memesan Twistie. Arsyan, Dimas sama Dika. Kenapa? Kenapa harus Twistie gw?! Kan ada tuh punya Arif sama Moza? "Punya lu yang paling gede soalnya" Dimas menjawabnya tanpa dosa. Awas ya kalian semua!
Sesi makan-makan dimulai. Moza ternyata berulah kembali.Piring yang seharusnya digunakan untuk makan ayam disulap olehnya untuk temapt saos sambal dan tomat. Bayangkan satu piring diiisi hampir penuh dengan saos. Biarlah, saosnya buat makan bareng-bareng. Selagi makan, gw pun berusaha mengikuti manusia yang paling gw kagumi di internet. Gw ambil ayam Moza dan ayam gw sendiri. Lalu dimulailah goyangan manusia yang gw maksud. Dan gw bener-bener melakukannya, sambil duduk tapi.
Walaupun sudah memesan makanan, rupanya Dika tetep menghormati kita. Dia tidak iseng nyeruput-nyeruput minumannya. Benar-benra teman yang baik, atau mungkin itu karena dia lagi main laptop jadi lupa makan atau ga takut di rajam piring sama orang sekitar yang puasa? Hush! Jangan berprasangka buruk!
Akhirnya sudah buka! Kita semua langsung berdoa dan menyergap makanan yang sudah dipesan. Tapi Dimas menyetop kita semua. Alasannya? Memastikan adzan Maghrib tadi bukan dari iklan Ene**en. Kalau kalian sering liat di tivi pasti tau. Iklan laknat dibuka dengan suara bedug dari mesjid diikuti dengan suara orang adzan. Durasinya yang cukup lama cukup memberikan waktu untuk orang menyantap makanan yang ada di depannya. Bayangka iklan itu terjadi di jam setengah 6 sore, puasa kita selama 1/2 hari tadi akhirnya sia-sia karena tertipu oleh suara adzan itu. Kita pun menunggu dulu beberapa menit untuk memastikan. Dan ternyata ini adalah adzan Maghrib sungguhan! Kitapun berbuka dengan yang paling manis di meja kita : segelas karton coc* col* (hayo pikirannya jangan jorok).
Et, sebelum makan kita cuci tangan dulu. Sejak gw sudah di wastafel, perasaan gw udah ga enak. Suatu benda seperti akan menghilang sebagian. Saat sudah sampai di meja makan ternyata benar, Twistie gw (kayak kebab gitu, cuman ini agak lembek kulitnya dan isinya ayam + sayur) sudah hilang 5 % akibat di grogoti 3 manusia yang tidak memesan Twistie. Arsyan, Dimas sama Dika. Kenapa? Kenapa harus Twistie gw?! Kan ada tuh punya Arif sama Moza? "Punya lu yang paling gede soalnya" Dimas menjawabnya tanpa dosa. Awas ya kalian semua!
Sesi makan-makan dimulai. Moza ternyata berulah kembali.Piring yang seharusnya digunakan untuk makan ayam disulap olehnya untuk temapt saos sambal dan tomat. Bayangkan satu piring diiisi hampir penuh dengan saos. Biarlah, saosnya buat makan bareng-bareng. Selagi makan, gw pun berusaha mengikuti manusia yang paling gw kagumi di internet. Gw ambil ayam Moza dan ayam gw sendiri. Lalu dimulailah goyangan manusia yang gw maksud. Dan gw bener-bener melakukannya, sambil duduk tapi.
Masih lapar, kita pun akhirnya patungan beli dua kentang gorang yang ukuran besar. Suasana kembali madness. Mungkin sebenarnya pelayannya udah ngelus-ngelus dada sambil menyabarkan hatinya. Disaat itu lah waktu paling berisik. 2 bungkus kentang goreng menjadi rebutan 6 manusia ababil. Gw sih makan nyante aja, di detik-detik awal. Arsyan mulai ngambil 3 kentang sekaligus, Arif makan ga pake napas sambil ngacak-ngacak saos, Moza teriak-teriak, mulai takut kehabisan kentang, Dika meng'hak milik'kan salah satu bungkus kentang Dimas, ga gw perhatiin, gw sibuk makan kentang. Jadilah gw ikutan sarapnya.
Disaat kentang sudah mau habis, karena bagian Arif sudah habis dan bagian gw sama Dika belum, dia mulai memasukkan beberapa tetes coc* col* diatas saos. Untung bukan di saos tomat. Kentang pun sudah habis sekarang Arif melakukan kebalikaanya, masukin saos ke coca* col* punya Dika yang tinggal dikit. Setelah gw cobain, rasanya kayak mint-mint gitu. Yang dimasukin kebanyakan saos sambel sih.
Kita pun akhirnya khilaf, kita langsung meninggalkan meja hasil kelaknatan kita kepada para pelayan. Mungkin saat itu kita di candid camera lalu besok-besoknya poto kita sudah terpampang di depan KFC tersebut dengan tulisan "Black List bukber di KFC". Menurut gw sih ini masih mending, tahun lalu, gw buka si sebuah rumah makan deket Lubang Buaya (nama daerah, bukan rumah buaya) di Jakarta Timur bersama teman-teman kelas 3 SMP. Disitu berkumpul kira-kira 20 manusia yanga akan bukber termasuk gw. Diantara mereka ada beberapa orang rusuh. Ternyata kita bukber juga ingin merayakan ulang tahun wali kelas kita saat kelas 3 SMP, dia pun kita undang dan mau ikut. Setelah buka pun kita merayakan pesta ulang tahun kecil-kecilan. Dengan adanya kue ulang tahun disana, kami semua berhasil membuat seiisi rumah makan penuh kue, termasuk di muka beberapa orang dan gw. Kasian si pemilik rumah makan itu.
Balik lagi ke topik semula, stelah selesai makan di KFC, kami pun menuju lantai paling atas lagi untuk shalat di mesjid yang diatas. Sekarang Arif yang berulah. Lagi enak-enaknya ngobrol sama Dimas tiba-tiba eskalator berhenti bergerak. Di atas terdengar suara cekikikan setan dari Arif selaku pelaku dibalik semua ini. Alhasil gw Dimas sama Moza pun naik ke atas. Di mesjid, Dika menunggu dilluar sendiran ditemani lampu neon tanpa laron. Saat wudhu, ternyata Arsyan kembali ke masa kanak-kanak. Jika kita wudhu disebalhnya dia, niscaya kita akan terlihat seperti mandi daripada wudhu. Shalat pun dijalani dengan khusuk. Dan kami kembali berkumpul.
Arif minta ditemenin ke Solaria buat ambil pesenan dia buat dimakan di rumah. Beruntung kami manusia ber budget kecil, kalau tidak mungkin Solarialah yang akan jadi korban kita. Arif juga mau mesen lagi di KFC sebelumnya, dia nitipin makanan Solarianya ke gw. Kita ga masuk soalnya, selain takut di usir sama pelayannya, gw, Dika, Moza, dan Arsyan mau ke toilet. Dimas ga ikut.
Di kamar mandi, Dika yang norak. Tau alat pengering tangan? yang keluar hawa panas dari bawah kalau tangan kita dideketin. Dengan sekejap dia berhasil mengubahnya menjadi alat rebonding rambut. Setelah ke toilet, kita kembali ke Arif dan Dimas yang ada di KFC. Saat tiba disana udaha ga ada tuh manusia 2 ekor. Sebenarnya gw ga rugi sih mereka berdua ilang, ditangan gw ada Solarianya Arfi sih. Hueheuheue.... untung gw punya hati, kalau ga tuh makanan tinggal kantong keresek doang. Ya udah sembari menunggu kabar, Gw, Dika, Arsyan dan Moza turun ke lantai paling bawah, buat nyari gorengan.
Stres dari tadikita muter-muter ga jelas, Moza bertingkah kembali. Tunggu dulu, siapa Moza? Ga kenal ah gw. Manusia-yang-gw-ga-kenal itu mulai menunjuk ke manekin yang memakain kerudung seraya berteriak "HOAAHH!! AISYAH!!!". Okelah kalau tempatnya sepi, tapi ini lagi ramai oi! Kejadian itu berlangsung selama 10 menit. Untung sejak dijalan gw udah ga kenal dia. Lalu dengan polosnya saat kita lewat lift, dia masuk ke dalam lift yang mau berangkat. "Lu ngapain? Emangnya kita naik?" Arsyan bertanya kepada manusia itu. Dengan malunya dia keluar dari lift sebelum pintu lift di tutup. Saat itu gw, Arsyan sama Dika ngakak kenceng. Yang lebih hebat lagi dia lebih malu salah masuk lift daripada teriak-teriak "AISYAAH!!" di sepanjang jalan. Ini menunjukan bahwa sinetron-sinetron di Indonesia sangat berbahaya untuk di konsumsi oleh manusia. Setelah itu Arsyan menyarankan dia untuk beli baygon di Carefour dan langsung ditegak di tempat.
Akhirnya setelah beberapa kali menelpon, kita bertemu kembali dengan Dimas dan Arif. Inilah saatnya berpisah. Karena Arif bawa Motor lalu Dika dan Dimas mau mahoan main, tersisalah gw, Arsyan dan Moza. Pencarian kita akan gorengan untuk Arsyan belum selesai. Moza mengajak kita ke perempatan buat nyari gorengan. Sampai disana Moza diem, sepertinya target yang kita cari tidak ada. Jadi kita di ajak jalan lumayan jauh tanpa hasil?! "Disini ada kok suer dah!" Moza membela diri. "Terus mana?" Arsyan bertanya. "Dua tahun yang lalu...." Tambah Moza. Saat itu gw pengen banget jorokin dia ke mobil yang lagi jalan disamping, tapik gw urungkan karena kasian mobil angkotnya jadi berbercak merah nanti.
Karena mereka ingin mencari lagi, gw pulang duluan aja naik angkot 461 ke arah Pondok Gede. Di jalan gw pun ngeliat mereka lagi, dengan orengan di tangan Arsyan. Jadi selama ini kita ga sadar gorengan yang ada di pinggir jalan yang kita lewati tadi?! Oh hebat sekali...
Wew.... ternyata ceritanya (sangat!!) panjang juga. Harusnya sih ada beberapa manusia yang pengen ikut. tapi ga bisa ikut karena ada urusan, ketiduran. Tapi ada manusia yang menyalahkan kita karena ga di ajak. Padahal udah di tulis di grup kita, ZEF zehn-fünf (kumpulan manusia kelas 10.5, kelas gw waktu kelas 1 SMA). "Emangnya kita buka Facebook tiap hari". Watde? Itu alasan yang paling maksa. itu rencana padahal udah di rencanain 3 hari sebelum hari H dan itu hari libur. Yang lebih tragisnya manusia yang gw bicarain ini punya BB yang notabene bisa Faceboak-an dimanapun. Bayangin aja, Dimas yang hapenya Nexian, Arsyan dan Dika yang dapet predikat hape terbuluk di kelas bisa ikut, tapi manusia yang punya BB ga bisa ikut karena ga liat Facebook. Jadi kalian selama ini punya BB buat apa? Mungkin belum bayar langganan, tapi kenapa harus nyalahin kita? Tanya kenapa.....
Oke postingannya gw akhiri hari ini. Selamat berpuasa!!!
Eh eh yang matiin escalatornya kan ane bukan Arif wkwkwkw
BalasHapusTerus pas pulang ane ama Dimas nyasar ke arah terminal kampung rambutan
oalah lu toh
BalasHapuskampret lu dik
Wakakakak itu juga idenya si Arif mumpung sepi 'kepencet' dah
BalasHapusbenerkan si Arif pelaku dibalik semua ini
BalasHapuswkwkwkwk kayaknya banyak bangat nama gw deh (who i am)
BalasHapusatas gw
BalasHapusMoza
owhh You Know Me So Well
BalasHapus